Bismillahirrahmanirrahim.
Amaran : post ini tidak tersusun langsung dan berbahasa rojak. Sekadar contengan di sore rabu.
*accidentally fall asleep in class*
MissX : Hei hei bangun bangun. Belajar untuk ummat kannnn. (sambil pukul2)
Kiddo : *rasa tertampar ya di situ*
Scene di atas memang kerap berlaku. Hal ini disebabkan oleh sifat pemalas dan mudah tertidur saya di dalam setiap lectures yang saya hadiri.
Seronok kan?
When you have a friend who constantly remind you the purpose you're there at the university. =)
It's interesting being a medical student, at least for now. It really makes you think that Allah is SOOOOO superior and SOOOOO genius.
Cumanya, errr agak takut kalaulah course ini akan menjadikan saya satu manusia robot yang tidak ber-ruh dan hidup dalam rutin yang errr sama setiapppp hari. Sebabnya, setiap hari...
Kami lebih banyak diingatkan untuk strive dan struggle untuk menjadi seorang doktor compared to betapa kuatnya kami kena berkerja untuk menjadi muslim ideal.
Dan kami lebih banyak ditekan untuk fokus dalam kerjaya sebagai doktor, sedangkan kami ada tugas dan fokus lain yang lebih besar kat bumi Allah ni.
Er, bukan nak kata salah bila diingatkan dengan benda2 macam tu. Tak, betul dah apa yang dipesan. Cuma cumaaaaa, bagi orang yang sangat mudah alpa, lalai, lupa macam saya - Ini adalah satu benda yang bahaya!
We, human beings are created in a very complex way. Kalau tak, tak kan lah wujud satu fakulti untuk belajar pasal body manusia ni je kan. So, the question here is...
Sesuatu yang dicipta dengan sangattt teliti dan sangat payah (pada pandangan manusia lah) ni pastinya diciptakan untuk sesuatu yang sangatttt besar.
Analoginya di sini... sebuah mesin yang sangat canggih pastilah dicipta dan direka dengan sangat teliti supaya ia dapat berfungsi dengan baik dan tip top gitu.
Contohnya Supercomputer yang boleh perform 1,000,000 instructions dalam 1 saat. Woahhhh.
Kita manusia, penciptaan kita jauhhhh lagi kompleks dari penciptaan supercomputer. Buktinya, ada ke manusia yang dapat cipta manusia lain yang bisa berfungsi semacam manusia normal yang lain?
Pastinya enggak ada kan?
Ya, iyaa lah.
Jadinya, pasti ada sebab mengapa kita diciptakan, pasti punya tugas yang payah yang seharusnya kita laksanakan.
Ya, iya lah. Kamu ni ngapain sih? Cakap straight to the point aja kan bisa.
Point saya di sini ialah....
Allah tak cipta saya untuk jadi seorang doktor, engineer, nurse, PM, businessman etc. Tapi Allah kata Dia jadikan saya sebagai seorang khalifah dan untuk saya beribadah pada Dia.
So?
Kalaulah saya lebih terkejar-kejar untuk menjadi seorang doktor, maka saya telah mensia2kan tujuan saya diciptakan. Kan kan?
Umpamanya Supercomputer tadi digunakan untuk tujuan2 mudah yang komputer lain pon boleh buat. Penggunaannya tidak diutilizekan sepenuhnya. Jadi, sia2 lah kan?
Errrrr....Ya, emangnya gitu. Tapi enggak ada salahnya kok bercita2 tinggi.
Ya benar. Tapi itu tak bermakna saya bisa mengambil enteng, memandang sebelah mata sepet tugas asal saya dilahirkan. =)
And [mention, O Muhammad], when your Lord said to the angels, "Indeed, I will make upon the earth a successive authority." (2:30)
And I did not create the jinn and mankind except to worship Me. (51:56)
I've found this quote below and am liking it.
Pelik dan kelakar;
Ramai di kalangan kita yang memakai
title 'Muslim' sejak dari lahir,
tapi berapa ramai yang benar-benar faham
mengapa mereka memakai title itu.
Tapi ramai pulak yang memakai title
Doktor, Engineer, Akauntan, Arkitek, Usahawan, dll.,
hanya selepas 20~25 tahun mereka lahir,
tapi sangat pakar dalam bidang mereka.
Ramai yang tahu mereka tak nak mati dalam
keadaan kehilangan title 'Muslim',
dan ramai yang tahu title kedua mereka
tidak akan mempunyai makna selepas mereka
mati nanti.
Title mana yang lebih lama kita pegang?
Tapi title mana yang lebih kita faham?
Pelik dan kelakar!
Dan hakikatnya, menjadi seorang khalifah dan 'abid bukanlah semudah menaiki bas untuk ke kampus di Pandan Indah.
Kalau lah ia mudah, mestinya kita semua dah berjaya perform tugas tuh dengan baik dan sangat hebatttt sekarang.
Dan pastinyaaaaaa tidak akan muncullah berita2 dasat seperti;
"Bapa meliwat anak berusia 24 hari"
"Pelajar mengaku terlibat seks luar nikah sejak berusia 12 tahun"
"Bayi pelajar tingkatan 4 maut dikelar ibunya sendiri"
Dunia makin tua.
Masyarakat makin hilang kemanusiaan.
Ummat ini jelas membutuhkan kita.
Maka, bisakah kita rasa aman? Berenang-renang dalam lautan lectures note, dihimpit buku Guyton dan Gray's Anatomy SEMATA-MATA? =(
Er.. jawabannya pada kita.
"Kita harus punya arah hidup... the way of LIFE!"
(currently, my fav video)
(currently, my fav video)
Am going to end this post with a great reminder by Kiai Ustaz Rahmat Abdullah ^_^
"Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai fikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di saat lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yg kau cintai.
Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedut kekuatan pada diri. Hingga tulang belulangmu, daging terakhir yg menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.
Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Baginda memang akan tua juga. Namun kepalanya beruban kerana beban berat dari ayat yg diturunkan Allah.
Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Beliau memimpin hanya sebentar. Namun kaum muslimin sangat terkesan dengannya. Tidak ada lagi orang miskin yang boleh diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak. Sukar membayangkan sekeras apa seorang Khalifah bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai gugur. Hanya dalam 2 tahun beliau sakit parah kemudian meninggal. Dan memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang.
Dan di akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin al-Khattab juga terlihat terkoyak-koyak hingga kepalanya menjadi botak. Umar yang perkasa pun akhirnya membawa tongkat ke mana-mana. Kurang heroik? Akhirnya diperjelaskan dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang sejarah; luka ditikamnya seorang Khalifah yang soleh, yang sedang bermesra-mesraan dengan Tuhannya ketika solat.
Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan.
Tidak! Justeru kelelahan. Apalagi rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih "tragis". Justeru kerana rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani kerana rasa sakit itu selalu mengintai ke mana-mana mereka pergi yang akhirnya menjadi adaptasi biasa.
Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur, akhirnya salah satunya harus mengalah. Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu terus berkobar dalam dada. Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak dirasa lagi sebagai luka. Hingga "hasrat untuk mengeluh" tidak lagi terlalu menggoda berbanding jihad yang begitu aman, selesa apalagi berkecukupan.
Begitupun Umar. Apabila Rasulullah wafat, beliau histeria. Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada Abu Bakar. Namun beliau seringnya "ditinggalkan", hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam suntikan bagi iman.
Dakwah itu tiada henti melainkan mati!
Janganlah keselesaan yang dimiliki melupakan diri hingga membiarkan mereka yang lainnya bersendirian bergelumang dalam lumpur kumuh membaiki moral ummat hingga dirimu berada di dalam lingkungan kelompok empukmu sahaja.
Sedarlah wahai para kader-kader di Jalan Allah!!
“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
-Sungguh kalau iman dan syaitan terus bertempur. Pada akhirnya salah satunya harus mengalah-"
Assalamualaikum.
*told ya, post yang sangat berterabur
No comments:
Post a Comment